Kamis, 23 Desember 2010

Perjuanganku Mendapatkannya

oleh : Fithra Ramadian (fithra_ramadian@yahoo.co.id)
(NIM.F01109047)

Pada hari kamis tanggal 16 Desember 2010 aku diberi tugas lagi untuk menulis... menulis, menulis dan menulis.... padahal yang lalu itu ada 7 tema untuk menulis juga... tapi aku senang, karena ini sebagai ajang untuk memperdalam skill dalam menulis, walaupun pas diberi tugas menulis lagi sedikit merengut dalam hati, “ya Allah... tugas lagi..” Tapi dalam hati aku berpikir kembali, “jangan mengeluh fithra, masa’ seorang fithra mengeluh... bersyukur fithra, jangan mengeluh.” Setelah itu dalam hati aku berkata, “sungguh luar biasa dosenku itu, dosen yang baik dan penuh wibawa, yang selalu menggali potensi mahasiswanya untuk terus menulis” dosenku yang penuh wibawa itu namanya pak Dedy.. Aku kagum dengan beliau, kata beliau, “menulislah kamu maka umurmu akan panjang, dengan menulis kamu akan beramal, dengan menulis membantu ingatanmu dan dengan menulis bisa menjadi ladang uang untukmu.” Jadi saat itu aku diminta menulis tentang salah satu kegiatan festival seni budaya melayu yang diselenggarakan di rumah betang... tau dak rumah betang?? Jangan-jangan dak tau ni.. hem... kalau orang melayu dak tau rumah adatnya sendiri, gawat tu... Rumah betang tu... rumah adat melayu... Jujur, aku tidak terlalu up to date dengan budaya melayu, padahal aku sendiri orang melayu.. nampaknya tidak peduli dengan budaya sendiri yang seharusnya dilestarikan, karena budaya adalah kekayaan bangsa. Iya... aku sadar selama ini aku salah dan kurang peduli dengan budaya daerah.
Berawal dari tugas yang diberikan pak Dedy saya langsung merencanakan pergi ke rumah betang untuk mengerjakan tugas itu. Pada hari jum’at tanggal 17 Desember 2010 aku merencanakan untuk pergi ke sana bersama teman-teman dan kami janjian untuk pergi ke rumah betang, kami janjian ba’da isya kumpul di kampus.
Hari itu aku belum sama sekali pulang ke rumah dari pagi, paginya ke kampus, siangnya ba’da jumat ada rapat, terus ba’da ashar aku ada lagi syuro’. eh..... rapat maksudnye, rapat sampai maghrib.. lalu dari maghrib hampir mau isya aku masih di kampus.. baju belum ganti.. belum mandi.. yah betul-betul seperti kambing aku waktu itu.. menyedihkan nasibku... presiden juga bukan, menteri juga bukan, pejabat.. apa lagi, sibuknya bukan main melebihi seperti mereka. Aku belum makan dari siang sampai malam, karena waktu untuk makan dak ade... sungguh luar biasa... sibuk.... kurang tau juga, sok sibuk atau emang benar-benar sibuk tapi kenyataannya seperti itu, mau bagaimana lagi kan.
“Hujan turun”
Derrrrrr..!!

Dari sore sampai malam hujan deras.. ba’da sholat isya sambil duduk termenung sendirian di teras mesjid sdan berpikir dalam hati aku berkata, “kapan hujan akan berhenti ya..setiap malam hujan terus... ya Allah gimana ni dengan tugasku” Setelah aku berpikir seperti itu, aku berkata, “Astaghfirullah.... hujan adalah rahmat, jangan pernah mengeluh fithra..Ya Allah....aku ingin pergi ke rumah betang untuk mengerjakan tugasku ini” begitu kataku. Setelah itu aku langsung menelpon along (nama panggilan sri) untuk memastikan apakah tetap jadi pergi ke rumah betang hujan-hujan gini.
Assalamu’alaikum long, gimane ni sekarang masih hujan lebat jadi dak kite ke rumah betang? jadilah fithra.. jawab along. Hujan-hujan gini??? aku bilang gitu.. iyelah, mau kapan lagi besok banyak kegiatan dan padat jadi malam ini kesempatan yang ade, begitu kata along.. aku pun menjawab, okelah kalo gitu long.. nanti along, esty, aya’ dan eno duluan jak ye ke rumah betang nanti saye menyusul ade urusan sikit dengan bang sardini.. Okelah kate along.
Di dalam benakku, au berkata, “benar kate along walau hujan apapun harus tetap pergi, karena besok agenda padat jadi kemungkinan tidak bisa pergi ke sana dan hari inilah kesempatanku, kesempatan itu tidak akan datang dua kali”.
Pukul 20.00 aku berangkat ke rumah betang dengan menancap gas yang lumayan laju.. karena aku takut ketinggalan acara di sana, saat itu cuaca masih hujan, walaupun hujan tidak selebat tadi sore.. Aku berangkat dengan kondisi yang menyedihkan, baju dan celanaku basah kuyup diguyur hujan walaupun aku sudah menggunakan mantel masih aja hujan menyentuh diriku dan sepatuku penuh berisi air... menyedihkan ye...
Semenjak dalam perjalanan aku diguyur hujan, hujannya bandel.. aku disentuhnya sehingga aku basah dan kedinginan, walaupun gitu aku tidak gentar, aku tetap maju dan terus maju, pantang menyerah.. dalam hati berkata, “Ayo fithra, terus.. jangan gentar dengan hujan, baru hujan air.. jangan takut....” Setelah 15 menit aku pun sampai di rumah betang, setelah memarkirkan motor dan masuk ke dalam lewat pintu gerbang rumah betang, aku pasang muka bingung.. aku bingung mencari tempat pusat acaranya itu di mana.. dan teman-temanku tu di mana... Hp ku ambil dari tempat tidurnya (di celana maksudnya).. lalu aku sms temanku, sekarang lagi di mana? Sambil menunggu balasan aku menghampiri sebuah tenda yang terletak di tengah-tengah.. dan aku melihat temanku duduk di pojok kiri depan. Akupun langsung menghampiri mereka.. assalamu’alaikum.. ucapku. Aku langsung duduk di kursi paling depan.. gaye.. padahal baju, celana, sepatuku basah... benar-benar tak enak rasanya. Tapi ya udahlah mau gimana lagi.
Esty udah mulai ke acaranye? Tanyaku. Lalu esty menjawab, belum fithra.. acara malam ni ape? Terus along menjawab (salah satu temanku yang ikut juga ke sini), debu fithra.. hah debu?? Tanyaku sambil bingung. Debu group musik be fithra... oh... kateku. Beberapa menit kemudian ada seorang bapak yang berkenalan denganku meminta nomor hp. Lalu aku tanya bapak asal mana pak, terus dia bilang jangan panggil bapak panggil abang aja.. abang orang singkawang.. oh samelah pak saya juga dari singkawang. Abang Singkawang di mananya? Di condong.. oh.... kataku.
Pada pukul 20.40 acaranya baru mau mulai, orang-orang sibuk masang infocus dan lain macamnya.. karena kondisinya lagi hujan jadi sedikit terkandala tapi alhamdulillah lancar.. akhirnya acaranya pun dimulai..
Assalamu’alaikum.... Assalamu’alaikum... ada pak mude dan pak tue yang memainkan musik pembuka sebelum group Debu tampil. Dia membawakan lagu sungai kapuas. Setelah lagu membawakan lagu sungai kapuas mc datang menghampiri pak mude danpak tue.. mc yang gokil dan lucu habis.. mau ketawa terus bawaannya setiap dia berbicara, dia pandai sekali berkata-kata dan menyakat.. ada kata-kata yang diplesetkan lah, dan lain-lainnya. Ceritenye ni kan kami menonton acara lewat layar, kami duduk di depan tenda.. mau menuju ke panggung hujan. Huff.. yang aku kesalkan orang lewat pakai payung mengenai sedikit kamera di dekat panggung sehingga di layar terhalang sampai-sampai tidak nampak.. kesal melihatnya.. kalau hanya satu kali tidak masalah... ni berkali-kali... kesal ngeliatnye...
Yang memainkan musik pembuka tadi dua orang, satu orang pakai baju kuning namanya agus dan satunya lagi bernama bebe. Walau hujan gini debu tetap ade, siape bilang debu kena hujan hilang.. kata Mc nya.
“Kucing kejepit kerang, kerang dijepit batu, dengar dengan terang-terang, ini festival budaya melayu nomor 1” pantun yang disampaikan pak mude baju kuning.
Setelah pak mude dan pak tue menampilkan lagu pembukaan, nah sekarang group debu mau tampil ni. Kata Mc, Assalamu’alaikum... dah pulang ke belum??? Oi... long.... long..... Setelah mendengar bahwa debu mau tampil aku dan dengan teman-temanku pindah tempat menuju panggung lebih dekat, karena menonton lewat layar kurang memuaskan.. walau hujan turun tapi kami tetap nekat untuk nonton di dekat panggung.. hujannya tidak terlalu lebat.. Subhanallah setelah dekat panggung baru nyaman rasenye nonton.. dan sambil nonton aku melihat dan mendokumentasikan hasil-hasilnya lewat foto dan video juga ada.. sela-sela waktu aku melihat stand-stand setiap kota dan kabupaten. Semua stand yang ada di sana ada 12.
Sambil menunggu group debu yang mau tampil dan personilnya kagi cek sound, menyetel alat musiknya Mc mulai lah die nak menyakati dan berbuat yang lucu.. sehingga membuatku tertawa. Group debu personilnya ada 7 orang. kata group debunya akan menampilkan lagu sekitar 10 atau 12 lagu untuk kota pontianak ini.. beberapa lagu yang mereka bawakan, subhanallah.. bagus sekali.. kami mendengar lagunya sampai-sampai lupa waktu.. ternyata udah pukul 21.30. “Astaghfirullah udah jam setengah sepuluh”, ucapku. Dan aku mengajak teman-temanku yang 4 orang itu untuk pulang, karena udah malam.. yah... akhirnya kami pulang. Kami hanya mendengarkan sampai 3 buah lagu, tidak sampai selesai 12 lagu.. ya mungkin kalau mau dengar sampai 12 lagu, mungkin sampai tengah malam baru selesai. Dan akhirnya pun kami pulang.. aku pulang dengan baju basah kuyup, dan dengan sepatu yang basah. Kesimpulan yang dapat di ambil adalah, bahwa budaya yang kita miliki sekarang ini khususnya budaya melayu mulai sekarang melestarikan bahasa Melayu dan budaya Melayu karena kita adalah bangsa indonesia yang bahasa nasionalnya adalah bahasa Indonesia yang di mulai sejarahnya dengan bahasa Melayu, dan juga berbanggalah berbahasa Melayu dan menjadi keluarga besar suku Melayu, karena tidak setiap orang memiliki kesempatan seperti kita menjadi orang Melayu dan bebahasa Melayu maka dari itu harus kita budayakan dan kita lestarikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar