Jumat, 31 Desember 2010

FSBM VI Kalbar

Oleh: Venni Alvionita Punuf
(NIM.F01109003)

Saya datang ke rumah melaya yaitu pada hari jumat tangal 17 desember 2010 sekitar pukul 10.00 WIB. Itu adalah pertama kalinya saya ke situ karena sebelumnya saya tidak pernah ke situ dan baru tahu kalau itu rumah melayu sebelumnya tidak tahu bahwa itu rumah melayu paling hanya lewat saja. Saya datang dengan teman saya kami bertiga, saat kami datang belum ada kegiatan yang ada, kami berjalan dan melihat ada tanaman bunga yang bermacam-macam yang ada pas di depan kita pertama masuk kerumah melayu dan juga kami melihat orang yang berjualan pakaian yang berada pas disamping rumah melayu pas kita masuk. Dan kami berjalan lagi ke samping kiri rumah melayu, sebenarnya kami ingin masuk ke dalam ruangan rumah melayu tapi dikarnakan ruangannya belum di buka makanya kami putuskan untuk berkeliling dulu melihat apa saja yang ada di sekitar rumah melayu. Kami berjalan dan aku terkejat pada saat kami berjalan aku ada melihat orang berjualan kerudung ada yang harga Rp 110.00 kami tidak masuk tapi kami hanya melihat dari luar saja.
Kami mulai berjalan lagi ke tempat di mana di situ ada rumah sebuah seperti rumah kecil yang mana setiap rumah kecil adalah stan setiap kabupaten yang ada di kalimantan barat isi yang ada di dalamnya adalah seperti menampilkaan seperti kerajinan tangan daerahnya masing-masing dan juga makanan daerahnya masing- masing. Itu pun belum semuanya di buka masih ada daerah-daerah yang di tutup tempatnya seperti daerah kapuas hulu dan sanggau. Saat kami sedang berjalan di sekitar rumah kecil yang dari daerah masing-masing tersebut kami melihat ada sebuah motor yang di hias yang warnanya kuning dan orange sangat bagus karena dia di kemas sedemikian mungkin indahnya seperti rumah. Ada beberapa keluarga yang berfoto di depan scooter kalbar itu nama motor yang di hias tersebut. Pas kami masih melihat pameran yang ada kami pun melihat ada orang bule yang masih mengetes alat-alat musiknya. Tapi saya tidak tahu siapa sebenarnya mereka, saya bertanya pada orang yang berada di sekitar situ. Siapakah yang akan tampi itu kata orang itu? orang itu bilang itu adalah grub debu. Lalu saya bertanya lagi mereka akan tampilnya kapan? lalu dia bilang mungkin setelah mereka selesai membereskan alat mereka dan mengetesnya. Kami ingin melihat mereka tampil, sambil menunggu mereka kami jalan-jalan melihat apa-apa yang ada di sekitar rumah melayu. Kami melihat orang berjualan pakaian, sendal, sepatu, dan pernak pernik lainnya seperti gelang dan brus. Kami juga melihat ada bermacam orang yang berjualan makan yang berasal dari ciri khas daerahnya masing-masing. Ada yang berjualan kerupuk basah dari kapuas hulu, juga ada yang berjualan miniman-miniman. Juga kami melihat ada sekelompok orang yang sedang siap-siap kaya mau tampil yang memakai baju dari daerah mereka, kami kira mereka mau tampi untuk nari tapi tenyata mereka itu mau tampil untuk perlombaan vokal grub. Yang mengikutinya saya lihat kayanya masih muda-muda. Juga pada saat kami berjalan kami melihat ada orang yang sedang membuat nasi kuning keliatannya enak sekali, tapi kami tidak mencobanya karena tidak berani.

Kami pun berjalan menuju ruangan rumah melayu yang berada di ruangan utama kami naik kesitu tapi pada saat itu tempat tersebut belum di buku, lalu kami bertanya pada orang yang berada disitu yaitu salah satu panitia yang barada di situ katanya bentar lagi baru di buka dan kami pun bertanya acara apa yang akan di lombakan pada hari ini katanya mereka akan ada vokal yang diikiti oleh sebelas kabupaten dari berbagia daerahnya masing-masing dan katanya mereka juga akan tampil dengan kostum sesuai daerahnya masing-masing. Dia juga menceritakan tentang pertandingan semalam yaitu pertandingan balas pantu yang mana acara sebenarnya berada di panggung tapi karena harinya hujan mereka jadi pidah kedalam ruangan. Lalu itu pun menceritakan tentang grub debu yang datang mereka pun akan tampil nanti katanya, dan dia juga bilang kalau pun hari hujan nanti mereka pun akan pindah kedalam ruangan ini. Lulu katanya kepada kami Tunggu saja katanya pasti sebentar lagi akan di buka ruangannya. Kami menunggu sampai ruangan itu di buka karena kami ingin melihat lukisan yang ada di dalam ruangan tersebut. Kami menunggu sambil duduk di kursi, serta melihat aktifitas yang dilakukan orang serta mendengarkan grub debu sedang mengetes alatnya merdu sekali bunyinya kedengarannya.
Ruangan dibuka kami pun melihat ada apa di dalam ruangan tersebut ternyata lukisan yang berbagai macam yang indah-indah. Lukisan tersebut disusun oleh beberapa panitia untuk di taruh di depan ruangan mereka menyusunnya dengan berhati-hati. Setelah mereka selesai menyusunnya barulah kami melihat lukisan tersebut benar-benar indah semuanya.
Saya lihat ada lukisan yang dilukis oleh Jairis, yang di lukisannya adalah karaton Aman Tubilah Mempawah Kabupaten Pontianak, dengan ukuran lukisannya 100 X 55. Sangat indah lukisannya dibuat sedemikian rupa mirip dengan bangunan aslinya. Sangat kagum sekali saya melihatnya, dan ada rasa penasaran di hati saya siapa sosok orang yang melukis begitu indahnya tapi kami tidak melihatnya karena mereka lomba melikis sudah tanggal 16, jadi kami tidak bisa ketemu dengan orang yang melukisnya tetapi hanya bisa melihat lukisannya saja. Bukan hanya itu saja lukisannya ada juga lukisan Dia yang lain yaitu dia melukiskan pantai kijing, Dia melukis benar-benar mirip seperti pantai kijing dengan ada baru-batunya Dia melukisnya juga ada jembatan yang separti mau menuju ke laut, juga ada seperti pondok kecil dan juga ada pohon kelapa. Saya yang tidak pernah ke pantai kijing setelah melihat lukisan tersebut merasa sudah tahu gimana kadaan pantai kijing. Dan gambarnya yang terakhir yang saya lihat adalah suasana pulau temajo, dia melukisnya memang seperti suasana yang sebenarnya karena saya melihatnya benar-benar gambarnya serasa nyata. Dia melukis suasana pulau temajo dengan seperti pantai yang ada jembatan yang menuju kelaut juga seperti ada pondok dan didepannya ada gunung-gunung sangat indah dan juga suasana yang dilukisnya seperti pada sore hari. Yang melukis ketiga likisan ini adalah orang yang mengikuti lomba melukis dari kabupaten pontianak.
Juga diantara lukisan yang berada disitu saya juga terkagum melihat lukisan yang dilukis oleh Supriono dia merupakan pelukis yang mewakili dari kabupaten kayong utara. Dia melukis desa sungai lubuk batu, lukisannya indah karena dia melukis juga seperti sebenarnya keadaan yang berada di desa tersebut yang mana dengan pohon yang berada di tepi sungai dan juga ada pondok-pondok kecil yang berada ditepi sungai dan juga ada gunung di depannya dan suasananya seperti yang digambar itu sejuk sekali rasanya berada di desa sungai lubuk batu tersebut. Masih banyak lagi lukisan yang ada di situ bagus- bagus semuanya lukisannya dan kebanyakan mereka pelikis melukis keadaan atau daerah yang menurut mereka bagus yaitu dari daerah mereka masing-masing.
Kami telah puas melihat lukisan yang ada di situ kami lalu pergi ke tempat panggung yang mana grub debu sedang mempersiapkan untuk tampil. Kami menunggu tapi tenyata mereka tidak tampil siang itu tetapi mereka tampilnya malamnya. Betepa kecewanya hati kami pada hal kami ingin melihatnya tapi kami tidak bisa melihatnya, karena kalau malam kami tidak bisa pergi lagi. Setelah tahu bahwa grub debu tidak tampil kami langsung pulang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar