Sabtu, 25 Desember 2010

Jatah Makan Siang yang Menggeramkan

Oleh: Moh.Agus Suparman
(NIM.F01109026) 

Hari Kamis,tanggal 16 bulan Desember tahun 2010 pada waktu menunjukan pukul11:00,saya pergi ke Rumah Melayu bersama Bustamil Arifin,Aris Valentino serta Salmah dengan menunggangi sepeda motor dengan dikepung percikan api neraka yang berasal dari langit selama perjalAnan yang cukup menyengat kulit.Namun,jika kaki sudah diayunkn dan tangan sudah menggenggam erat sebuah tekad demi menjalankan amanah tugas yang dosen berikan,percikan api neraka yang cukup menyengat kulit yang hitam nan manis tidak menjadi penghalang bagiku dan tidak kuperdulikan lagi,dan tibalah kami di Rumah Melayu Pontianak sekitar pukul 11:15,sesampainya kami di depan tempat parkir pengunjung,dan kami langsung mengistirahatkan dan menitipkan tunggangan kami dengan biaya parkir naik seratus persen dari biaya parkir pada umumnya yang biasanya hanya seribu kini kami harus meguras dompet hingga dua ribu,perasaaan saya hanya heran tapi akhirnya memaklumi juga,karena momen-momen seperti ini jarang sekali diadakan,mungkin hanya setahun sekali,dan karena pengunjung dapat dipastikan pasti ramai ini dijadikan peluang pleh para tukang parkir,mungkin sih..
Setelah kupijakan kakiku di depan pintu rumah melayu terlihat olehku dua orang penjaga pintu yang mengenakan pakaian yang rapi dengan ala melayu dan merekapun langsung menatapku,dan kami yang tengah dalam kondisi yang sedang kebingungan karena yang kami lihat adalah ruangan yang cukup luas itu dipenuhi dengan orang-orang dari berbagai kalangan,mulai dari kalangan pelejar,mahasiswa,tokoh-tokoh masyarakat baik laki-laki maupun perempuan serta dari kalangan masyarakat umum,namun rata-rata mereka yang datang adalah orang-orang melayu dan sebagian kecil orang dayak,saya dan kawan-kawan cukup kebingungan dan penuh pertanyaan apakah kami bisa masuk sementara kami baru datang dan acara sudah lama dimilai,dan juga kami datang tujuannnya hanya sebentar dan hany melihat-lihat apa-apa acaranya yang tengah diagendakan pada hari itu,dan kami langsung bertanya kepada penjaga pintu tamu yang mau mengikuti acara ini,rupanya memang betul sedang acara seminar sehingga kami ditanya olehnya”ada perlu apa dek”dan saya dan teman saya Bustamil menerangkan maksud kedatangan kami ketempat itu,dan setelah kami jelskan maksud kedatangan kami,akhirnya kami didiperkanankan masuk untuk mengikuti acara seminarnya,dan kamipun langsung masuk dan mengikutinya ,namun begitu mau duduk kami terpaksa harus mencari-cari kursi yang kosong dan juga letaknya kursi yang kosong yang tesembunyi diantara kerumunan barisan orang membuat kami bingung dan lumayan canggung karena hampir semua peserta yang sudah hadir tidak ada yang kami kenal dan juga kami harus menggeser-geser kursi karena kursi-kursi yang kosong tidak ada yang berjejeran namun hanya satu-satu.dan begitu kami sudah mulai duduk dan bisa konsentrasi tiba-tiba ada peserta ada yang protes karena dalam sesi pertanyaaan hanya di dominasin oleh kalangan tertrntu dan timbulah teriakan teriakan yang terlihat mengolok-olok yang cukup gaduh pula.Tak lama kemudian ada seorang gadis melayu yang lumayan ehmm datang dengan membawa sekotak penghilang rasa lapar dan penyejuk tenggorokan yang tengah gersang serta membawa senyuman yang membuat hati tersenyum dan langsung memberiaknnya kepadaku,suasana hati lumayan senang dan rasanya ingin langsung melenyapkan hidangan yang disuguhinya,namun langsung teringat olehku bahwa pada hari itu sadang tidak boleh makan dan minum karena saya waktu itu sedang melaksanakan ibadah Syaum sehingga hidangan yang sudah siap untuk dilenyapkan terpaksa harus kusimpan dalam tasku.

Suasana semakin lama semakin panas karena berbagai mahasiswa yang menyalurkan aspirasin ya dengan suara yang cukup lanatang dan mengkritik kinerja pemerintah daerah secara keras,namun tidak jarang juga yeng menyampaikan pendapat-pendapanya melaui suara yang lembut nan sopan dan ini banyak dari kalngan mahasiswa dari calon pendidik.Dari kalangan masyarakat juga membuat saya kagum karena banyak dari kalangan masyarakat khususnya masyarakat melayu dalam menyampaikan pendapat-pendapat mereka melalui pantun yang secara terlihat sepontan dari mulut mereka namun terdengar indah dan jelas.
Adapun topik-topik pembicaraan dalam seminar yang diadakan pada hari itu yaitu diantaranya potret melayu Kalimantan Barat:Dulu dan Kini denagan pembicaranya adalah Bapak M.Ali Nasrun,Dayak dan Melayu di Kalimantan Barat dengan pembicaranya Bapak Zinuddin Isman,M.Phil,”Pendidikan Melayu”di Kalimantan Barat Dulu dan Kini,Kepemimpinan Transformati dalm perspektif Melayu,dan juga Sosial Budaya Melayu Dulu dan Sekarang oleh Dr.Pabali H.Musa.Dalam seminar ini cukup tenang karena hampir semua peserta seminar sanagat antusias meskipun dari berbagai kalangan.Dalam hal politik para pembicara memberikan solusi bahwa untuk kedepannya mereka ingin masyarakat melayu mempunyai kader tersendiri yang memiliki kapasitas yang cukup dan juga mempunyai martabat yang dapat mengangkat martabat mayarakat melayu.Dalam segi ekonomi mereka menekankan pendidikan Kewirausahaan sebagai solusinya untuk semua pekerja dan juga Mendirikan pabrik produk akhir karet karena selama ini masyarakat Kalimantan Barat banyak memeiliki bahan baku karet namun belum mampu mengolahnya hingga produk akhir karena tidak adanya pabrik untuk mengolahnya yang seharusnya disediakan oleh pemerintah,sehingga masyarakat diharapkan mengutamakan dua hal ini sebagai solusinya,termasuk juga dalam hal budaya melayu itu sendiri,msyarakat malayu sendiri menginginkan Bahasa Melayu dimasukkan kedalam kirikulum pendidikan.karena mereka menganggap bahasa melayu di eraglobalisasi ini muali terasimilasi oleh budaya asing.Dalam hal yang lainnya juga dibahas,namun karena waktu tidak mengijinkan lagi untuk mengikutinya karena sudah menunjukan pukul 12 sementara masih banyak hal lain yamg perlu saya lihat di sekitar Rumah Melayu,dan akhirnya kami memutuskan untuk keluar dan disana kami lihat beragam lukisan lukisan indah seperti lukisan pemandangan di bawah kaki gunung palong Suka Dana yang berada di Kabupaten Kayong Utara dan juga lukisan Sungai Desa Lubuk Batu yang berada di Kabupaten Kayong Utara pula,dan masih banyak pula pemandangan yang lain yang cukup memanjakan mata yang melihatnya.Bukan hanyak lagi yang lainnya,di sekitar Rumah Melayu juga banyak stand-stand yang didirikan yang terdiri dari paemeran bunga-bunga yang beragam jenisnya dan dengan harga yang beragam pula,Baju-baju batik,anak-anak,minuman nminuman segar dan makanan segr sisp saji yang siap menggoyangkan lidah yang akan menikmatinya,sayang sungguh sayang kami tidak sempat mencicipinya karena keterbatasan waktu karena waktu iti kami harus kembali ke kampus kuliah lagi jam 12:30 sementara waktu itu waktu hampir menunjukan pukul 12:30 sementara kami belum salat dan juga saya harus menjemput kakak saya yang kulih di STAIN sehingga waktu itu benar benar terbatas untuk bisa melihat acara-acara lainnya. Dan juga disana terdapat berbagai stand yang menjual aksesoris-aksesoris yang sesuai dengan cirri khas yang ada di daerahnya dan setiap kabupaten mendirikan satand dengan barang dagangan yang berbeda.
Akhirnya kami memutuskan untuk kembali ke kampus karena harus kuliah,sayang sungguh sayang padahal waktu itu waktunya untuk lounch dan kami pun sudah diceagahnya sebelumnya untuk menunggu makan siang” meskipun saya puasa tapikan bisa untuk berbuka puasa”,namun setelah ditunggu-tungu cukup lama belum nongol juga,sehingga dengan berat hati kami terpaksa meninggalkannya’’da da nasiku…”.ya namanya rejeki tidak dapat dipaksakan,sehingga kami melangkahkan kaki untuk pulang tanpa membawa makanan makan siang untuk berbuka puasa di rumah.Selama perjalanan pulang masih teringat akan itu dan hingga sampai ke kampus saya dan kawan kawan sangat geram karena sampai di kampus ternyata dosen mata kuliah kami tidak bisa datang,yaa…namanya juga bukan rejeki….,padahal ingin rasanya kembali ke Rumah Melayu.dan akhirnya kami hanya bisa merasa geram dan tertawa tawa dan kami pun harus mengikhlaskan semuanya.banyak hal yang saya dapat dari kegiatan seminar ini,terutama mengenai seluk beluk atau asal usul budaya melayu yang selama ni tidak pernah saya tahu dan juga asal usul Masyarakat dayak dan juga msih banyak hal lain yang bisa saya dapatkan terkait msyarakat melayu dan perkembangannya baik dari segi pendidikan,social bidaya,ekonomi,maupun politiknya.dan itu cukup membuat saya puas,karena para pematerinya memang berasal dari masyarakat melayu dan juga mereka memng mempunyai latar belakang pendidikan yang cukup tinggi dan saya rasa mereka sangat membidanginya,seperti ada salah satu darinya itu memeng memiliki latar belakang sejarawan dan ada juga yang mempunyai latar belekang pendidikan arkeolog.

SEKIAN..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar