Jumat, 31 Desember 2010

Pameran Lukisan

Oleh: Qiroatul Hasanah
(NIM.F01109025)

Tanggal 16 Desember 2010 pukul 10.00 pagi, saya dan teman-teman (Nurul,Rayesti, Eno, Woro, dan Ka’Aya’)pergi kerumah adat melayu yang mengadakan festival seni budaya melayu se Kalimantan Barat. Kami tidak langsung ke tempat dimana acara tersebut di selenggarakan tapi, kami mengembalikan buku ke gedung sebelahnya yaitu BPS (biro pusat statistik). Setibanya di BPS ada teman saya (Nurul) yang mengatakan:
“kita parkir disisni aja (depan BPS) aja kan lumayan gratis uang parkir”
Kemudiaan saya menjawab:
“okelah kalau begitu, itu ide yang bagus”
Kami menuju rumah adat melayu untuk melihat secara langsung kegiatannya, sebelum masuk ketempat di selenggarakan festival seni adat melayu kami harus melewati pagar yang ada di depan gedung tersebut. Ketika kami sampai depan pagar itu ternyata ada seorang ibu yang kesusahan membuka pagarnya karena begitu banyak barang-barang yang di bawanya. Ibu itu berkata:
“dek, ibu minta tolong, tolong bukakan pagarnya”
Satu diantara teman saya namanya Rayesti membukakan pagar tersebut dan mempersilahkan ibu itu masuk duluan. Ibu itu mengucapkan:

“terimakasih banyak ya dek……”
Rayesti menjawab:
“sama-sama ibu”
Setibanya di gedung tempat acara itu diselenggarakan ternyata tidak ada kegiatan lomba ataupun kegiatan satu pundi tempat itu yang ada hanyalah seminar. Saya bertanya kepada teman-teman :
“ apakah kita mau masuk”?
Ka’ Aya’ menjawab:
“dek-dek, acara resmi seperti ini kita mau masuk dengan berpakaian seperti ini (kaos dan celana)”
Saya menjawab:
“ya udah kalau tidak masuk, kita cari pemandangan yang lain aja….”
Teman-teman pu bergegas untuk mencari pemandangan yang lain sambil menunggu ada kegiatan lomba-lomba yang akan diselenggarakan pada hari itu, sambil menunggu kami jalan-jalan disekitar gedung itu melihat berbagai macam tanaman, pakaian, aksesoris dan lainnya yang di jual untuk ikut serta meramaikan acara tersebut. Kemudian saya berbicara sambil berjalan
“kenapa diantara kita tidak ada yang membeli pernak-pernik yang di jual itu”
Eno’ dan woro menjawab:
“lagi pada kere semua beb…….”
Pada saat mengelilingi gedung itu, mata kami “cling……” tertuju kearah stand-stand setiap kabupaten yang ada di Kalimantan Barat dan melihat sebentar berbagai macam pernak-pernik dan aksesoris yang menghiasi stand-stand tersebut. Setelah mengelilingi gedung itu kami kembali ketempat acara festival aku di gelar dan ternyata seminar belum selesai juga. Kami semua bertekad untuk kembali kekampus lagi karena masih ada kuliah. Jadi, kami akan mengunjungi tempat itu dilain waktu.

Pada tanggal 12 Desember 2010, saya ikut meramaikan lagi rumah adat melayu tersebut. Saya berangkat jam 10.00 pagi dengan dua orang teman (Venni dan Chom). Setibanya di tempat tersebut ternyata apa yang terjadi, rupanya tidak ada kegiatan satu pun yang ada Cuma orang-orang bule’ yang lagi ceksound untuk vocal group.
Kami menunggu sampai jam 11.00 untuk melihat pameran lukisan , sambil menunggu pameran lukisan itu dikeluarkan kami duduk-duduk di kursi yyang berwarna merah yang ada di tepi-tepi pagar Rumah Adat tersebut.
Saya bertanya pada seseorang yang menjaga pos keamanan:
“Pak, kira-kira pameran lukisan ini pukul berapa akan di mulai”
Bapak itu menjawab:
Mungkin sebentar lagi dek, karena sekarang hamper jam 10.00”
Saya pun menunggu sampai pameran lukisan itu dimulai.
Pukul 11.30 kami sudah melihat pameran lukisan-lukisan yang sangat indah, diantaranya:
1. Lukisan sungai di sebuah desa “Lubuk Batu” dari kabupaten Kayong Utara karyanya Supriyono. Sungai itu sangat indah Karena di tepi-tepi sungai itu ada pohon-pohon yang besar dan indah.
2. Lukisan palong sukadana di ketapang karyanya Jamheri, ada berbagai macam pepohonan hijau dan indah yang menambah enaknya pemandangan di kaki gunung tersebut.
3. Lukisan pantai kijing di kabupaten Pontianak karyanya Jairis. Pantai kijing memang indah di tambah jenis batu-batuan yang ada di tepi panatai, pohon kelapa dan pepohinan hijau lainnya sehingga tidak heran lagi jika pantai kijing di penuhi oleh manusia-manusia yang menghuni bumi ini.
4. Lukisan keratin Amantubillah yang juga karyanya Jairis dari kabupaten Pontianak. Keraton Amantubillah di hiasi dengan berbagai macam bunga-bunga, pohon pinang dan meriam-meriam yang tepatnya ada di posisi depan Kerato Amantubillah.
Setelah melihat lukisan-lukisan tresebut kami pulang dan kami berpisah di jalan A.Yani karena saya lewat Jalan Veteran sedangkan teman saya masih mau ke gereja. Hampir mau berpisah saya bilang ke teman saya,
“Saya puluang duluan ya………….”
Teman saya menjawab:
“Iya, hati-hati ya……..”
Saya pulang sambil melambaikan tangan ke mereka
Da….da……….da………….teman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar