Sabtu, 25 Desember 2010

Perjuangan Yang Tidak Membuahkan Hasil

Oleh: Juliana
(NIM.F01109044)


Pada hari sabtu 18 desember 2010, tepatnya pukul 03.00 saya bersama teman saya yang bernama Sapariah pergi ke rumah Adat Melayu untuk melihat kegiatan yang ada di Vestival Melayu. Sebelum kami pergi ke vestival tersebut kami mengikuti kegiatan Diklat dari pagi sampai siang, pukul 12.30 kami ada perkuliahan mata kuliah perbankan sampai pukul 02.00. kemudian kami kembali lagi ke Markas KSR untuk mengikuti diklat kembali sampai pukul 03.00.walaupun tubuh kami terasa lelah karena pada saat diklat kami ada praktek yang banyak menguras tenaga kami. Namun hal itu tidak menyurutkan tekad kami untuk pergi melihat vestival melayu. karena pada hari itu adalah hari terakhir vestival diadakan. Agar kami bisa mengerjakan tugas laporan jurnalistik mata kuliah bahasa Indonesia tanpa mengarang-ngarang cerita yang tidak sesuai dengan faktanya, namun kami tidak mau melakukan hal seperti itu. Itulah yang membuat kami rela mengorbankan bensin, waktu dan tenaga demi untuk menyaksikan sendiri keadaan yang ada di vestival melayu. kira-kira kurang lebih 15 menit kamipun tiba di tempat vestival.
Sesampainya disana kami bertemu dengan salah satu teman sekelas kami juga yaitu Anggena yang pada saat itu sudah mau pulang dari tempat vestival itu. Kamipun menyapanya tetapi anggena berkata “kegiatan vestivalnya sudah tidak ada hanya menunggu penutupan nanti malam dan sekalian penerimaan hadiah”. Kamipun yang sudah mau memarkirkan motor berhenti dan memutar arah untuk pulang namun saya dan sapariah berdiskusi terlebih dahulu apa tindakan yang akan kami ambil. Setelah lama berdiskusi kamipun memutuskan untuk pulang.
Adapun yang dapat saya ceritakan adalah kondisi tempat vestival itu yang saya lihat dari depan parkiran. Disana terlihat ada beberapa mobil yang diparkir di pinggiran jalan dan banyak sekali motor yang tidak bisa dihitung dengan jari jumlah. Disana juga terlihat tenda-tenda, ada tenda khusus untuk tamu yang berkunjung dan ada tenda untuk barang-barang pameran. Didalam tenda tersebut terlihat tanaman yang berserakan setelah selesai pameran tanaman. Kemudian saya juga melihat rumah adat melayu bagian luarnya yang dihiasi seperti sebuah kerajaan melayu. Disana hanya ada beberapa orang yang terlihat berada di dalam tenda dan beberapa petugas parkiran. Hanya itu yang saya ketahui.

Pada hari itu juga saya bertemu dengan teman saya sri, yang pada waktu itu kami sama-sama mau kuliah perpajakan. Sebelum masuk kelas kami makan siang bersama. Pada saat makan, saya menanyakan tentang tugas bahasa Indonesia kepada sri. Dia memberitahu saya bahwa dia sudah pergi menonton vestival pada hari kamis siang. namun jum’at malamnya ia pergi lagi karena di ajak temannya untuk menyaksikan penampilan Debu yang kabarnya diundang untuk mengisi acara di vestival tersebut. Yang mana Debu adalah salah satu group band islami yang berasal dari Amerika. Mendengar cerita sri saya menjadi sedih karena Debu merupakan salah satu group band faporit saya.
Sri hanya bercerita tentang kepergiannya ke vestival untuk melihat penampilan debu. Namun saat saya menanyakan perihal lagu yang dibawakan Debu pada saat itu ia menjawab hanya menyaksikan penampilan Debu setengah saja dikarenakan tubuhnya sudah kedinginan setelah diguyur hujan pada saat pergi ke vestival. Dan untuk menghilangkan rasa penasaran saya tentang penampilan Debu malam itu sayapun memutuskan untuk mencari beritanya di koran.
Setelah saya membaca koran yang dapat saya ceritakan kembali adalah bahwa Debu tiba di Pontianak pada pukul 9.30 pada hari jum’at. Kemudian Debu para personil debu melakukan shalat jum’at di Masjit Mujahidin. Setelah selesai shalat para personil debu dibawa kembali ke tempat vestival yang sudah disiapkan acara penyambutan mereka. Personil debu tidak semuanya datang. Yang datang hanya setengah dari anggotanya saja. namun yang saya ketahui walaupun tidak semua personil debu yang datang tetapi setiap anggota debu bisa memainkan semua alat musik. Pada saat penampilannya debu membawakan lagu-lagu album mininya. Hanya itu yang dapat saya serap dari saya membaca koran (Pontianak post)
Sebenarnya saya mempunyai kesempatan untuk pergi ke tempat vestival pada hari sebelumnya, namun hal itu tidak dapat saya lakukan karena saya harus mengurus surat rekomendasi dari fakultas agar saya dan teman-teman saya satu kelas bisa mendapatkan data pajak asli daerah tiap-tiap kabupaten di Kantor Pajak Provinsi. Karena surat permohonan itu atas nama saya jadi saya yang harus bertanggung jawab mengurusnya di Akademik FKIP. Dari hari kamis sampai hari jum’at saya menunggu surat rekomendasi tersebut jadi namun karena terkendala Pembantu Dekan satu pergi ke luar kota maka kami tidak bisa mendapatkan tanda tangan beliau. Akan tetapi pihak akademik menyarankan kami untuk mengganti Pembantu Dekan satu dengan Kepala Tata Usaha yang pada saat itu beliau sedang ada bertugas dan bersedia memberikan tanda tangannya.
Namun setelah surat tersebut jadi kamipun pada hari jum’at langsung ke kantor pajak yang ingin kami tuju namun sampai disana kami tidak mendapatkan apa-apa dan ternyata kantor yang kami tuju salah. karena sibuk keluar masuk kantor pajak menyita banyak waktu saya, saya baru terin gat bahwa besoknya yaitu hari sabtu adalah hari terakhir vestival melayu diadakan.
Seandainya saya ditanya kenapa tidak pergi pada malam harinya? Alas an saya adalah karena rumah saya jauh di kakap, orang tua saya tidak mengizinkan saya keluar malam maklim karena kondisi jauh dan melewati tempat-tempat yang sepi dan rawan perampokan, selain itu kalau seandainya saya nginap dirumah teman pada kamis malam tidak mungkin karena kami semua baru diberi tau hari itu juga dan jum’at besoknya saya ada kegiatan diklat yang disertai dengan kondisi cuaca yang buruk.
Dan untuk malam penutupan saya hanya mendapatkan cerita dari teman saya yang kebetulan pergi ke vestival. Ia menceritakan bahwa ia pergi dengan kondisi hujan-hujan. Dan pada malam itu pengunjung sangat ramai sekali. Ia juga menceritakan ketika ia ingin pergi kelantai dua rumah melayu tersebut ia dilarang oleh panitia untuk naik keatas. Ternyata dilantai dua ada pameran lukisan maka dari itu ia dilarang masuk oleh panitia takut air yang menempel dibadannya akan terpercikan ke lukisan.
Hanya itu yang dapat saya ceritakan dalam laporan jurnalistik tentang vestival melayu. Dan saya juga mau minta maaf karena tidak bisa mengerjakan tugas ini sesuai yang diperintahkan. Seharusnya karangan ini berjumlah tiga lembar namun saya hanya bisa dua lembar. itupun ditambah cerita dari Koran dan cerita teman. Namun disini saya hanya mencoba untuk jujur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar